Home » Wisata » Pasar Grumung, Pusat Ekonomi Desa Pelumutan Purbalingga

Pasar Grumung, Pusat Ekonomi Desa Pelumutan Purbalingga

jumanto.net – Pasa Grumung Di Desa Pelumutan merupakan salah satu fasilitas desa yang cukup terkenal di desa lain. Jika pagi hari, pasar ini ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai kampung tetangga yang ingin membeli sayuran, jajanan pasar, dan beragam kebutuhan lainnya.

Pasar ini telah ada sejak sekitar 40 tahun yang lalu dan telah menjadi salah satu pusat perekonomian warga di Kecamatan Kemangkon.

Pasar lain yang ada di Kemangkon di antaranya ada Pasar Penican dan juga pasar dadakan saat pagi hari di Brug Menceng, Desa Senon.

Lokasi Pasar Grumung

Pasar Grumung berada di Dusun 3 Desa Pelumutan.

Lokasinya bersebelahan dengan MI Pelumutan.

Jika melihat peta desa, Grumung terletak di bagian sebelah barat desa, dekat dengan Desa Bokol dan Desa Senon.

Masyarakat yang banyak belanja di Grumung biasanya berasal dari Desa Bokol, Senon, Kedung Benda, hingga Sumilir dan Kalialang.

Pasar ini sangat terkenal di desa-desa tersebut karena mereka sering berbelanja di sini.

Baca juga: Nama Desa Di Kemangkon.

Sejarah Pasar Grumung

Sejarah Grumung sendiri dimulai dari tahun 1980.

Saya belum lahir waktu itu hehehe.

Grumung didirikan pada tahun 1980, menjadi tempat warga untuk bertransaksi memenuhi kebutuhan.

Sebagai pasar tradisional, barang-barang yang dijual di sini tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional lainnya.

Di awal pendirian, pasar ini hanyalah berisikan gubuk-gubuk sederhana yang berderet-deret menggelar jualan.

Karena ramai, pada tahun 1986, beberapa kios dibangun di pasar ini.

Selanjutnya, di tahun 1994, Pasar Grumung direhab untuk memperbaiki kondisi pasar.

Perbaikan pasar selanjutnya dilakukan pada tahun 2001, 2009, dan 2019.

Ke depannya, kita tentu berharap agar pasar ini tetap eksis dan kian terjaga bangunannya.

Luas Pasar Grumung

Pasar Desa Pelumutan ini sekitar 560 m³ atau 40 ubin.

Tidak terlalu luas memang, karena pasar desa, bukan pasar kecamatan, seperti pasar Penican.

Jika diukur dalam hektar, luas Grumung sekitar 1/20 hektar saja.

Tentu jauh banget kalau dibandingkan dengan Pasar Purbalingga.

Meskipun demikian, ada puluhan lapak yang berjualan di sini dan turut mengembangkan perekonimian warga Desa Pelumutan.

Jam Buka

Jika kamu mau berkunjung, beli jajanan pasar seperti getuk, sete, nasi uduk, cenil, klepon, ondol, dan lainnya di Grumung, datangnya jangan kepagian.

Saya pernah ke sini jam setengah 7 pagi, ternyata belum ada yang jualan hehehe.

Kalau mau datang ke sini, datang saja jam 7 pagi.

Biasanya pasar mulai buka jam 7.

Tutup siang hari.

Tapi kios-kios di sekitar pasar ya buka dari pagi sampai malam.

Pasar Grumung buka setiap hari, berbeda dengan Pasar Kuna Lereng yang buka setiap hari Minggu.

Baca juga: Potensi Wisata Desa Pelumutan.

Pasar Grumung Sebagai Pusat Perekonomian Warga

Pasar ini punya peranan penting dalam membangun perekonimian warga lokal.

Banyak orang yang berjualan di pasar ini.

Macam-macam jajanan tradisional bisa kamu temukan setiap harinya.

Tetangga saya dulu jualan kripik tempe di pasar ini, legendaris banget kripik tempenya, namanya Nini Asti, sayang beliau sudah meninggal dunia.

Setiap saya mudik ke Pelumutan, orang tua dan istri saya biasa belanja di pasar ini kalau pagi hari, nyari jajanan buat sarapan.

Tak cuma jajanan, beragam kebutuhan pokok juga bisa didapatkan di pasar ini.

Seru deh belanja di pasar lokal, pasar tradisional.

Gak mau coba?

Baca juga: fakta sungai serayu.

Akhir Kata

Pasar yang telah berdiri sejak 40 tahunan yang lalu, telah menjadi urat nadi perekonomian banyak orang di Desa Pelumutan.

Pelanggan pasar ini tidak hanya dari lokal desa.

Lokasinya yang strategis di pinggir jalan, dekat dengan desa tetangga, jadi salah satu alasan kenapa banyak pengunjung dari luar desa.

Pernah belanja juga di Pasar Grumung Desa Pelumutan? Kunjungi juga: Embung Pelumutan.

Leave a Reply